PERKEMBANGAN PERTANIAN DI
INDONESIA
TUGAS MATERI KEWIRAUSAHAN
NAMA :
NIK :
JURUSAN :
Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ)
SMK TI PELITA NUSANTARA
KEDIRI
JLN. BALOWERTI 11/25
KEDIRI
2014
Kata
pengantar
Pertama
– tama kita panjatkan puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan
rahmadnya Sehingga kita bisa sehat sentosa.
Kedua
kalinya saya mengucapkan banyak terima kasih Kepada Bapak MOCH.IMADUDIN.SE,
yang telah memberi tugas guna untuk memenuhi tugas akhir semester 2.
Sekian
dari saya kurang lebihnya mohon maaf, kami ucapkan terima kasih.
KEDIRI 25 NOVEMBER 2013
Penulis
Taufik
DAFTAR ISI
Halaman judul
......................................................... i
Kata pengantar
........................................................ ii
Daftar isi ...................................................................
iii
BABI PENDAHULUAN........................................
BAB II LANDASAN TEORI..................................
BAB III PEMBAHASAN.........................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................
5.1. Kesimpulan..........................................................
5.2. Saran....................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan
yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia)
untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai
kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman
tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif,keduanya sering kali disamakan .Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif,keduanya sering kali disamakan .Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya
seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya
dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting
dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya
memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kondisi Pertanian Indonesia saat ini “Berdasarkan
Pandangan Mahasiswa Pertanian Indonesia”
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan
strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini
merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah
dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain
tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan
pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini
pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak
menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung
padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini
masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat
kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan
pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional.
Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia
mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan
beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa
terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan
hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan
menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar
namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih
banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah
pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap
sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa
kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan
makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di
Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala
kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana,
(d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya
berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi
pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan
pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni
yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga
yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan
permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia
seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non
pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu
bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang.
swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan
petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk
dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia
demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya
dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan
pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia
yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan
pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk
mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia.
Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk
menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu
mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga
tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila
menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini
terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil
dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam
Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi
pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Optimalisasi program pertanian
organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur
untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan
ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh
undang-undang.
3. Penguatan sistem kelembagaan tani
dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program
perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak
kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis
pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber
informasi IPTEK.
4. Indonesia harus mampu keluar dari
WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.
5. Perbaikan infrastruktur pertanian
dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan
lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
6. Mewujudkan kedaulatan pangan di
Indonesia.
7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan
penyuluh pertanian.
8. Membuat dan memberlakukan
Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
9. Memposisikan pejabat dan petugas di
setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang
keilmuannya masing-masing.
10. Mewujudkan segera reforma agraria.
11. Perimbangan muatan informasi yang
berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus
untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBIBITAN
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:
A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
- Tanah harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
- Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
- Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
- Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
B. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
• Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanah menjadi lunak, rumput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit mati pula. Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dasar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawah yang akan ditanamai. Jadi apabila sawah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
• Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumput-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur. Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara
bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang
dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan,
penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
C. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah
dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar
penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila
penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil
dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh
benih tidak merata.
D. Pemeliharaan
Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji
ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air
dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat
merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan
agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
• Pengobatan
Untuk
menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan
Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian
berumur 17 hari.
• Pemupukan
• Pemupukan
PENGOLAHAN
TANAH
A. Cara Mengolah Tanah
Pengolahan
tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman.
Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara
tradisional dan cara modern.
• Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
• Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.
1. Pembersihan
Sebelum tanah sawah dicangkul harus
dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada.
Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar,
sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting
bagi pertumbuhan tanaman.
2. Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus
digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak dan rumput-rumputnya
cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan
pematang-pematang yang bocor.
3. Pembajakan
Sebelum
pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai
dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan
pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan
organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur
dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk
mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan
tanah.
4. Penggaruan
Pada
waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanya untuk
membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang
sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke
bawah.Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10
hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu:
meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar
menjadi lebih sempurna.
PENANAMAN
A. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.
Caranya, 5
sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan
kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara
lain:
• Umurnya tidak lebih dari 40 hari
• Tingginya kurang lebih dari 40 hari
• Tingginya kurang lebih 25 cm
• Berdaun 5-7 helai
• Batangnya besar dan kuat
• Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
PEMELIHARAAN
A. Pengairan
Air
merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan
tanaman padi
sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah
merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi
mendapat hasil panen yang akan datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawahdapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal
ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat
berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang
pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya
pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
- Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
- Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
- Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
- Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
B. Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
C. Pemupukan
Pemupukan
bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman
di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
- ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
- DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
- ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
Alat alat pertanian
Arit atau
sabit
adalah satu alat bantu pertanian sejenis pisau berbentuk melengkung yang
digunakan untuk memotong berbagai jenis tumbuhan, rumput-rumputan, padi, jagung
bahkan alat ini biasa digunakan untuk memotong kayu. Bagian dalam dari
lengkungan berbentuk tajam, bentuk lengkung ini memudahkan dalam proses
memotong dengan cara mengiris bagian bawah tanaman yang dipotong dengan cara
mengayunkan seperti gerakan memarang dengan satu tangan, atau ketika untuk
mengumpulkan rumput atau memanen tanaman padi tangan yang lain biasanya
memegang pokok tanaman yang akan di tebas. Alat pertanian arit ini terbuat dari
besi baja sehingga tidak akan peyok saat digunakan. Pada bagian pegangan arit
atau sabit ini terbuat dari kayu yang disebut garan. Dengan di pasangnya garan ini akan
memudahkan dalam penggunaannya sekaligus lebih enak untuk dibawa.
Cangkul
atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang digunakan
dalam proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk
menggali ataupun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga masa ini
untuk menjalankan kerja-kerja menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah.
Alat ini merupakan elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian
ladang kering. Cangkul dibuat dari baja sehingga alat ini sangatlah kuat.
Cangkul atau Pacul merupakan gabungan dari bawak dan pacul itu sendiri. Bawak
merupakan bagian kepala atau bagian atas dari cangkul. Sedangkan pada bagian
landepan atau bagian bawahnya sering kita sebut dengan pacul juga. Pada bagian
kepala terdapat lubang yang berfungsi untuk dipasangi garan pacul atau sering
disebut doran. Dengan dipasangnya doran akan
mempermudah dalam menggunakan alat cangkul ini. Untuk lebih jelas mengenai alat
pertanian cangkul bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Bajak
(Plow)
Bajak
merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000 th SM
di Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia,
dengan bntuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara
istimewa dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat
pengolahan tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi tuang sebagai bahan
utamanya, selanjutnya dibuat dari baja.
Bajak tradisional
|
Penggunaan sistem dua mata bajak (bottom) dimulau sejak tahun 1865, kemudian diikuti dengan pemakaian tiga mata bajak dan seterusnya, tergantung pada besarnya daya penarik yang digunakan. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dan peralatan yang dipergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1. Bajak singkal (mold board plow)
Bajak singkal termasuk jenis bajak
yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah yang paling umum
digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka, dengan
menggunakan tenaga ternak hela sapi atau kerbau, sebagai sumber daya
penariknya. Sering dijumpai beberapa bentuk rancangan bajak singkal, hal ini
dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara kondisi tanah dengan
tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata
bajak, juga di bagian perlengkapannya. Mata bajak adalah bagian dari bajak yang
berfungsi aktif untuk mengolah tanah.
Mold
board plow (Sumber: www.funkworkz.com)
|
Adanya
kelemahan-kelemahan bajak singkal maka orang menciptakan bajak piringan. Bajak
piringan cocok untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan
kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak
sisa-sisa akar; tanah gambut; serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun
penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya
antara lain: tidak dapat menutup seresah dengan baik; bekas pembajakan tidak
dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah,
tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan.
Disk plow (Sumber:
www.tinyfarmblog.com)
|
3. Bajak rotari atau bajak putar
(rotary plow)
Rotary
plow (Sumber: ibuonline.com)
|
Pengolahan tanah dengan menggunakan
bajak, akan diperoleh bongkahbongkah yang masih cukup besar, biasanya masih
diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus
lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan
sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk pengolahan tanah
kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk
mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan
ataupun pendangiran. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat
diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama
sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan
mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan memperlambat
gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan
tetapi diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus. Dalam penggunaan, dipilih
kebutuhan daya yang terkecil tetapi memenuhi persyaratan ukuran partikel tanah
yang dituntut oleh tanaman.
4. Bajak pahat (chisel plow)
Dalam
pengerjaan tanah, bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah
dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang
disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung dari
tangkai atau batang yang biasa disebut bar.
5. Bajak tanah bawah (sub soil
plow)
Bajak
tanah bawah termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang
lebih berat. Fungsi bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun
dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu
mencapai kedalaman sekitar (50 – 90) cm. Untuk jenis standart tunggal biasanya
dipergunakan untuk mengerjakan tanah dengan kedalaman sampai 90 cm, sedang
penarikannya menggunakan traktor dengan daya (60 – 85) HP. Kemudian untuk bajak
tanah bawah jenis standart dua atau lebih, biasanya dipergunakan untuk
pekerjaan yang lebih dangkal.
PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN PADI
Cara
pemanenan padi dapat dibagi dua macam cara, yaitu cara tradisional dan cara
mekanis. Dengan cara tradisional alat yang digunakan adalah ani-ani atau sabit.
Sedangkan macam-macam alat/mesin tersebut, terlebih dulu mengurutkan
kegiatan-kegiatan yang terjadi sejak dari panen, kemudian
pengumpulan/pengikatan, perontokan, pengeringan dan penggilingan.
1. Alat Panen Tradisional
1. Alat Panen Tradisional
Alat
panen tradisional dari sejak jaman dahulu hingga kini masih tetap digunakan
oleh para petani untuk memanen padinya. Alat ini sangat sederhana, yaitu
ani-ani dan sabit yang digunakan dengan tenaga tangan. Oleh karena itu
disamping ada beberapa keuntungan , juga banyak kerugian oleh alat ini. Alat
panen ani-ani terdiri dari dua bagian utama, yaitu pisau dan kayu genggaman
yang juga tempat meletaknya pisau. Sedangkan sabit juga terdiri dari dua bagian
yang sama, hanya perbedaannya dalam bentuk.
Kelemahan-kelemahan dari penggunaan
alat ini adalah :
- Kebutuhan tenaga orang per hektar banyak.
- Kehilangan gabah pada waktu panen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat mekanis 3. Kenyamanan bekerja rendah
- Kapasitas kerja rendah.
- Biaya panen perhektar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat mekanis, tapi biaya awal tidak ada.
Sedangkan
keuntungannya adalah :
- Memberikan kesempatan kerja yang banyak kepada para buruh panen.
- Hasil pemotongan gabah dengan ani-ani ini lebih bersifat terpilih.
- Harga alat panen sangat murah, bisa dimiliki oleh setiap petani
2. Mesin Reaper
Seperti
yang telah diterangkan dimuka bahwa mesin reaper ini bekerjanya adalah mengait
rumpun padi, kemudian memotong dan selanjutnya dilempar kesebelah kanan mesin
diatas permukaan tanah. Setiap lemparan terdiri dari 3-10 rumpun tanam padi
tergantung dari jumlah alur pemotongan dari mesin. Untuk memudahkan
pengangkutan ketempat perontokan biasanya diikat dulu atau dimasukkan kedalam
karung agar tidak banyak gabah yang hilang karena rontok dari rantainya.
Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk mengikat atau mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2,5 sampai 3 Daya Kuda (DK). Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35 jam setiap hektar dengan satu alur pemotongan, sedangkan yang tiga alur pemotongan berkisar antara 18-20 jam tiaphektar. Kelemahan dari penggunaan dari mesin ini adalah bagi varietas padi yang mudah rontok, dimana akan banyak padi yang rontok akibat getaran atau perlakuan oleh mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya awal yang tinggi, yaitu harga pembeliannya dan harga bahan bakar yang terus meningkat. Akan tetapi keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut :
- Kapasitas kerjanya (jam/ha) tinggi.
- Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar.
- Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara tradisional.
- Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah bagi varietas padi yang sukar rontok.
- Dapat dimiliki kelompok tani secara koperasi.
3. Mesin Binder
Prinsip
kerja mesin binder lebih tinggi sedikit dari mesin reaper. Mesin binder bekerja
selain memotong padi, juga mengikat dan selanjutnya melempar. Baik
konstruksinya maupun ukurannya berbeda dengan mesin reaper, sehingga
harganyapun lebih mahal. Akan tetapi, kapasitas kerjanya lebih tinggi dari reaper.
Mesin binder dengan pemotongan satu jalur (motor 3,5 DK) mampu mengerjakan
panen 10-20 jam tiap hektar. Sedangkan yang lebar jalur pemotongan 2 jalur dan
tenaga 5 DK, kapasitas kerjanya 5-10 jam tiap hektar. Mesin lain yang bertenaga
12 DK dan lebar pemotongan 1,27 m, memerlukan waktu sebanyak 4 jam untuk ukuran
petakan 180 x 25 m (= 0,45 hektar). Mengenai kelemahan dan keuntungan sama
dengan mesin reaper. Hanya kelebihannya adalah sudah diikat dan kapasitas
kerjanya lebih tinggi.
4. Mesin Mini Combine
Berbeda dengan dua mesin sebelumnya, mesin panen mini combine ini bekerja pada sampai pengarungan gabah yang sudah lepas dari malainya, dan gabah ini sudah bersih dari kotoran dan gabah hampa. Dengan demikian urutan yang dilakukan oleh mesin jenis ini adalah memotong, merontok, membersihkan dan mengarungkan, sehingga gabahnya tinggal dibawa ketempat pengeringan untuk diturunkan kadar airnya sampai pada kering giling.
Ukuran dari mesin combine ditentukan dari berapa lebar pemotongannya (jumlah jalur pemotongan). Jumlah jalur pemotongannya adalah dari 2 sampai 4 jalur tanam padi. Demikian dari tenaga motor penggeraknya juga lebih tinggi dari mesin reaper dan binder, yaitu antara 10 sampai 25 DK. Untuk mesin mini combine yang lebar pemotongan 4 jalur, tenaga motor penggeraknya sekitar 25 DK. Dengan satu orang operator dan satu orang pengatur pengarungan dapat naik diatasnya.
Perbedaan
utama mesin mini combine dengan mesin reaper dalam bagian-bagian utamanya
adalah bahwa pada mesin ini dilengkapi dengan mesin perontok gabah dan
pembersih gabah. Selain dari pada itu, juga dari mesin ini tidak ada mekanisme
tali pengikat. Karena batang padi yang terpotong langsung dibawa dan dijepit
kebagian perontok, dimana gabah yang telah rontok diteruskan kebagian pembersih
dengan sistem hembusan oleh kipas, sedang batang, daun dan gabah hampa dibuang
ke atas permukaan tanah. Karena untuk mempermudah perjalanan diatas permukaan
tanah yang umumnya basah, pada mesin mini combine roda yang digunakan adalah
roda rantai (seperti kendaraan yang dimiliki Militer ”tank”). Roda rantai ini
disebut juga roda ”crawler” yang memiliki tingkat flesibilatas dan cengkraman
yang tinggi untuk segala keadaan tanah.
5. Mesin Combine
|
Pada prinsipnya mesin combine ini sama dengan mesin Mini Combine, hanya yang berbeda adalah ukuranya yang besar dan beberapa konstruksi. Pada mesin combine gabah yang sudah bersih ditampung pada tempat penampung yang disebut tangki gabah yang isinya dapat menampung 3-5 ton gabah bersih. Jadi proses yang dikerjakan pada mesin combine adalah pemotongan, perontokan, pembersihan dan penampungan dalam tangki gabah. Lebar pemotongannya dapat berkisar antara 4-5 meter dengan kapasitas kerja sekitar 2 sampai 4 jam per hektar. Karena ukurannya yang besar maka mesin jenis ini hanya banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan besar atau benih yang besar atau yang merupakan suatu pusat perusahaan padi yang luas (rice estate). Dalam pemakaian mesin ini, untuk memperoleh efisiensi kerja yang optimum, maka luas petakan antara 5-12 hektar.
Mesin
combine (Sumber: www.kotatuban.com)
Hama
hama tanaman padi
A.Tikus
Tikus (Rattus argentiventer (Rob.
& Kloss)) merusak tanaman padi pada semua tingkat pertumbuhan, dari semai
hingga panen, bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus
menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk
anakan baru. Tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak, kemudian
meluas ke arah pinggir. Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang hari,
tikus bersembunyi di dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah,
pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada periode bera, sebagian
besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan kembali lagi ke
sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif.
Sumber:http://disperta.cianjurkab.go.id
Cara pengendalian
Kendalikan tikus pada awal musim
tanam sebelum memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok
masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) / Sistem Bubu
Perangkap) dan LTBS (Linear Trap Barier Sistem). Gropyok dan sanitasi dilakukan
pada habitat-habitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar,
tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan. Pemasangan bubu perangkap
pada pesemaian dan pembuatan TBS dilakukan pada daerah endemik tikus untuk
menekan populasi tikus pada awal musim tanam.
B.Keongmas
Keong mas (Pomacea
canaliculata Lamarck) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika
Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia.Namun, kemudian keong mas
menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam,
dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan
tanaman pada saat pertumbuhan awal.
Sumber:http://bp4kkabupatenbogor.blogspot.com/
Cara
pengendalian
Saat-saat penting untuk
mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan
sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara langsung).
Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat
kerusakan akibat keong.
Semut merah memakan telur keong,
sedangkan bebek (dan kadang-kadang tikus) memakan keong muda. Bebek ditempatkan
di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup
besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam); keong dapat dipanen, dimasak untuk
dimakan oleh manusia.
- Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif. Tempatkan tongkat bambu untuk menarik keong dewasa meletakkan telurnya.
- Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong agar pemungutan keong lebih mudah dilakukan.
- Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/ diam dan karenanya, perataan tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan. Buat saluran-saluran kecil (misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk memudahkan pengeringan dan bertindak sebagai titik fokus untuk mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual. Apabila pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21 hari pertama untuk tabela).
C.Penggerek Batang
Penggerek
batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah
menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1
anakan. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur
sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur
penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu berwarna
coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100
telur. Sumber:http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/berita-149-waspada-penggerek-batang-tebu-raksasa.html
Cara
pengendalian
Lindungi
agen pangendalian hayati—Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan
gunakan pestisida berspektrum luas, mis. methyl parathion.
- oSayat ujung helaian daun sebelum tanam pindah.—Telur-telur penggerek batang kuning diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan menyayat bibit sebelum tanam pindah, pengalihan telur dari persemaian ke sawah dapat dikurangi.
- oTanam belakangan (sedikit terlambat) untuk menghindari ngengat penggerek batang kuning.
- oVarietas tahan—Beberapa varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu menghasilkan anakan baru sehingga mengkompensasi anakan yang mati.
- oJemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari untuk membunuh larva yang terdapat di situ.
- oJaring larva penggerek batang pada daun yang mengapung dengan jaring.
- oOlah dan genangi sawah setelah panen.
Pengendalian kimiawi
Insektisida sistemik berbentuk
granular seperti karbofuran, bensultap, bisultap, karbosulfan, dimehipo, atau
fipronil yang masuk ke dalam tanaman, merupakan bahan kimia yang dapat Beluk
pada stadia reproduktif. Sundep. Larva penggerek batang padi putih. Imago
penggerek batang padi putih. Imago penggerek batang padi merah jambu. Larva
penggerek batang padi merah jambu. mengendalikan penggerek setelah masuk ke
dalam batang. Penyemprotan efektif untuk kupu-kupu. Sebagaimana halnya dengan
pestisida lainnya, keuntungan dari penggunaan insektisida harus
mempertimbangkan risiko terhadap kesehatan dan lingkungan. Penggunaan insektisida
yang tidak sesuai akan mengganggu keseimbangan alami karena terbunuhnya musuh
alami hama penggerek batang, menyebabkan resurjensi atau ledakan serangan hama.
Sebelum menggunakan pestisida, hubungi petugas perlindungan tanaman atau
penyuluh untuk mendapatkan saran dan petunjuk. Baca petunjuk yang tertera di
label dengan teliti setiap sebelum pestisida digunakan.
Sumber
:
htpp://www.puslittan.bogor.net;
www.litbang.deptan.go.id;
www.knowledgebank.irri.org
kesimpulan dan saran nya mna gan?
BalasHapusWah contoh parargraf narasinya sangat mambantu, dan penjelasannya jelas banget kak, makasi banyak kak
BalasHapusterima kasih kepada Nyai RoRo atas bantuannya sehingga sy menang jetpot. karna
BalasHapusSekian lama saya bermain togel baru kali ini saya
benar-benar merasakan yang namanya kemenangan atau
jetpot di toto 6d 238109
dan alhamdulillah saya dpat jetpot RP 300.000.000
berkat bantuan angka dari Nyai RORO karena cuma Beliaulah yang memberikan nombor
ritual yg di jamin 100% benar-benar tembuss. awal saya
bergabung hanya memasang 100 ribu karna
saya ngak terlalu percaya ternyata benar-benar
tembus dan kini saya ngak ragu-ragu lagi untuk memasang
angkanya,,,,buat anda yg mau mendapatkan nombor/ghaib 100% tembus
hubungi Nyai RORO DI {085_260_441_444}
jika ingin JETPOT 7x berturut-turut dan bukan hanya janji-janji. Terima kasih.....
terimakasih sangat bermanfaat
BalasHapusMy blog
Thanks Infonya, admin.
BalasHapusUntuk mencari referensi website pertanian dan perternakan saya sarankan untuk mengunjungi website ini ya min.
Fredikurniawan.com
ilmupeternakan.web.id
Caesars Casino and Racetrack – 2021 New Jersey Gambling
BalasHapusCaesars หารายได้เสริม Resort Casino 토토 사이트 & Racetrack jancasino is the latest casino in New Jersey to undergo a comprehensive safety review. The casino is worrione owned by communitykhabar Caesars